Wali Kota Kupang Terima Audiens Plan Indonesia: Pemkot Siap Perkuat Aksi Konservasi Air Berbasis Kajian.
NTTBacarita, Kupang - Pemerintah Kota Kupang membuka ruang kolaborasi yang lebih kuat dalam upaya penyelamatan sumber daya air melalui edukasi, konservasi, dan penguatan perencanaan berbasis kajian ilmiah. Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo saat menerima audiens Yayasan Plan International Indonesia di Ruang Kerja Wali Kota Kupang, Senin (01/12).
Dalam pertemuan yang turut dihadiri Sekda Kota Kupang serta sejumlah pimpinan perangkat daerah dan Dirut Perumda Air Minum, Wali Kota menyebut kolaborasi ini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan air minum dan ketahanan lingkungan di Kota Kupang.
Wali Kota berharap sinergi Pemkot Kupang dan Plan Indonesia mampu mewujudkan ketahanan air jangka panjang dan mengurangi tekanan fiskal daerah melalui perbaikan tata kelola sumber air.
“Yang kita lakukan hari ini adalah investasi masa depan. Air harus cukup bukan hanya untuk kita, tetapi untuk anak cucu yang akan lahir di Kota Kupang,” ungkapnya.
Kolaborasi ini akan ditindaklanjuti melalui MoU resmi saat Kick Off Program CERAH tanggal 4 Desember 2025 mendatang dan aksi penanaman pohon di DAS pada 5 Desember 2025.
“Kita tidak mau hanya seremonial. Kita ingin pohon tumbuh, konservasi berjalan, dan sumber air kembali pulih. Kami dukung penuh. Kalau kajiannya sudah ada, anggarannya akan mengikuti. Ini namanya money follow program,” ujar Wali Kota.
Area Program Manager NTT dari Yayasan Plan Indonesia, Semuel A. Niap menjelaskan program CERAH (Cerdas Kelola Air dan Lahan), yang didukung Pemerintah Australia selama 3 tahun (2025–2028). Program ini menyasar perbaikan kualitas dan kapasitas air minum Kota Kupang terutama di DAS Kali Dendeng dan Kali Liba, mulai dari hulu hingga hilir.
Bentuk kolaborasi yang akan dijalankan meliputi kajian dan penyelesaian persoalan Non Revenue Water, penguatan dokumen Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM), edukasi publik dan pemberdayaan komunitas local, aksi konservasi seperti penanaman pohon, sumur resapan, biopori, keterlibatan perempuan, pemuda, kelompok disabilitas, dan tokoh adat, serta pengaktifan forum multipihak untuk tata kelola air.
Komentar
Posting Komentar